Fondasi Pembinaan Sepak Bola Usia Dini

1. Fasilitas & Faktor Pendukung

Lapangan Yang Memadai
Lapangan paling tidak harus rata (berdebu tidak masalah asal rata). Jika di desa Anda hanya ada lapangan kecil, bentuklah tim U12, U10 atau U8, dan bermainlah 5 v 5 atau 7 v 7. Pemain berusia 12 tahun keatas harus bermain di lapangan besar sesuai standar FIFA.

Pengetahuan Gizi
Orang tua dan pemain memiliki pengetahuan akan gizi dan disiplin dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang membantu perkembangan fisik pemain. Dukungan Penuh Orang Tua Kegiatan anak harus diketahui dan direstui oleh orang tua masing-masing. Dukungan penuh tidak berarti tekanan. Biarkan pemain berkembang dengan nyaman; didukung tapi tidak ditekan.

Liga Dan Turnamen Yang Tertata Rapi
Liga dan turnamen SSB dalam lingkup PENGCAB (Pengurus Cabang) perlu dilaksanakan sesering mungkin. Agar tidak tergantung pada PENCAB, bentuklah sebuah asosiasi SSB di daerah anda atau bergabunglah secara gratis dengan asosiasi SSB Pusat (ASSBI). Lihat di www.ssbindonesia.com. Prinsip kunci adalah bertindaklah secara pro aktif.

Jumlah Pemain Atau Grup Yang Dibatasi
Peserta latihan yang terlalu banyak tidak efektif dan sulit untuk diawasi secara individu.

Banyak Bola!
Penting tersedia satu bola untuk setiap pemain.

Cones
Sediakan cones beragam warna guna efisiensi latihan.

Kostum dan Rompi
Kostum dan rompi latihan beragam warna harus tersedia guna efisiensi latihan.

Peralatan Bantu Lainnya
Tersedia pula tangga koordinasi, 2-4 gawang kecil, beberapa barbel (2-5 kg), gawang-gawang pendek untuk rintangan serta tiang-tiang plastik.



2. Faktor Pembina (Pelatih)

Kualitas
 Standar sertifikasi D dan C.
 Sering/banyak ikut pelatihan atau seminar lebih baik, mau belajar (melalui buku, internet, dll).
 Memiliki semangat, jeli dalam melakukan pembenaran pada pemain. 

Kuantitas
Pembina yang berkualitas harus banyak, PSSI Pusat dan pengurus propinsi, mutlak perlu mengadakan kursus-kursus dan seminar kepelatihan. Coach Bert Pentury saat ini tengah melakukan tour ke semua provinsi guna melatih pelatih khusus usia dini/grassroot (U5 - U12).

Teladan
Seorang pelatih mutlak harus menjadi teladan baik dalam perkataan dan tingkah laku : tidak suka omong kotor, tepat waktu, bisa menjaga emosi, tidak melakukan pencurian umur, dll.

Motivator
Bukan pencela atau pemaki. Sering dan terus menerus memberikan semangat dengan perkataan dan bahasa tubuh yang positif. 

Mengutamakan Pendidikan Formal
Perlu memahami konsep “Student athlete”; seorang pemain adalah seorang murid sekolah, baru kemudian menjadi atlit. Dengan kata lain, sekolah harus diutamakan oleh pemain, pelatih dan orang tua. 

Dapat Mengelompokkan Kualitas Masing-Masing Pemain
Pelatih sangat bergantung kepada pemain. Pelatih harus bisa melihat potensi pemain misalnya dengan latihan atau pergantian posisi. Yang diperhatikan adalah : Teknik, Speed dengan bola, Speed tanpa bola, Visi, Penempatan posisi, Karakter atau Mental. Karakter perlu diperhatikan karena karakter adalah faktor penentu kesuksesan pemain itu sendiri sekaligus berpengaruh pada kebersamaan tim.

Berjiwa Pemimpin
Kualitas pelatih sebagai pemimpin sangat berpengaruh pada respek pemain pada pelatih.
Sebagai sorang pemimpin pelatih harus :
 Menjadi Contoh Hidup : Teladan dalam perkataan dan tingkah laku.
 Mampu menjadi Pengatur / Penengah Hubungan antar manusia : Terutama dibutuhkan saat terjadi perselisihan atau ketegangan antar pemain. Baik di dalam tim sendiri maupun dengan tim lawan .
 Peduli pada pemain : Tunjukkan kepedulian kepada para pemain, seperti masalah pendidikan atau kesehatan pemain. Jangan sekadar menuntut pemain berprestasi. Kenali dan selalu tunjukkan kepedulian anda pada pemain.
 Kompeten : Memiliki kemampuan yang memadai untuk duduk di dalam posisi pelatih Maka perlu untuk terus menerus belajar menambah pengetahuan, baik secara umum maupun dalam bidang kepelatihan.
 Fair (sifat adil) : Pelatih tidak pilih kasih kepada anak-anak didiknya, melihat potensi terbaik berdasarkan kemampuan, bukan pilih-pilih.
 Konsisten : Tegakkan peraturan dan hukum. Pujilah pemain tanpa pandang bulu. Setali tiga uang dengan prinsip ini adalah kemampuan pelatih untuk selalu menegakkan peraturan tanpa berubah sejalan dengan waktu. 

Pelatih harus mampu/ahli dalam menyusun program latihan. Buatlah program latihan yang :
 Realistis : Sesuai kebutuhan saat pertandingan.
 Variatif : Memiliki kreativitas latihan yang beragam dan tidak membosankan.
 Metodis : Memiliki metode latihan yang tertata rapi dan berjenjang; , bukan sembarangan membuat program latihan.
 Mencakup semua aspek : Fisik, Teknik, Taktik, Mental dan Karakter.
 Tematis : Memiliki tema atau tujuan yang dipersiapkan. Dari awal hingga akhir latihan, tema latihan terlihat jelas lewat variasi-variasi latihan yang dipilih. Membuat program yang tematis dikhususkan bagi usia 15 tahun ke atas dan dewasa.
 Sesuai prinsip “Benang Merah “ : Masing-masing sesi latihan saling berkaitan, saling berhubungan antara latihan yang satu dan yang lainnya sehingga menghasilkan keutuhan latihan yang baik.
 Terencana (Tertulis) : Untuk dokumentasi dan supaya dapat dikoreksi dari waktu ke waktu. Merencanakan latihan anda bisa mengetahui perlengkapan apa saja yang dibutuhkan sehingga latihan bisa berjalan dengan efektif.

Pengetahuan Taktik
Selain masalah teknik, sepak bola juga sangat ditentukan oleh taktik. Pemahaman mendasar mengenai taktik yang wajib dimiliki oleh seorang pelatih adalah :
 Taktik bertahan ; Pengertian permainan saat bertahan sebagai individu/grup/tim.
 Taktik menyerang ; Pengertian permainan saat menyerang sebagai individu / grup/tim.
 Situasi standar; Lemparan ke dalam, free kick, tendangan penjuru dan goal kick.
 Taktik hari pertandingan; Penentuan tipe pemain dan formasi yang dipilih, pergantian pemain dan arahan spesifik sesuai kelebihan/kelemahan lawan pada saat bertanding.



3. Program Pembinaan Sehari-Hari/Rutin
Program pembinaan yang rutin dilakukan harus mencakup dan sesuai dengan falsafah program pembinaan sepak bola modern yang di jabarkan dalam halaman berikut.
”Practice doesn’t makes perfect, perfect practice makes perfect”
(latihan saja tidak menghasilkan kematangan, tetapi latihan yang matang membuat kematangan).



Sumber : KURIKULUM SEPAK BOLA INDONESIA Copyright @2012 by Timo Scheunemann

Komentar